Thursday, November 22, 2007
Renungan Menjelang Hari Guru
Temuan yang Mengubah Peradaban
Salah satu fisikawan yang punya andil mengubah peradaban manusia selama 300 tahun terakhir adalah Isaac Newton (1642-1727). Hukum-hukum Newton melandasi pembuatan berbagai alat bantu sederhana sampai yang canggih. Tahun 1765 James Watt menemukan mesin uap. Temuan yang mengawali revolusi industri ini membuka peluang aplikasi prinsip-prinsip mekanik Newton secara spektakuler.
Pada tahun 1864 James Maxwell mencetuskan persamaan gelombang elektromagnetik. Empat buah persamaan Maxwell yang kompak itu memadukan seluruh fenomena listrik dan magnet, baik statis maupun dinamis. Ini menjadi landasan pemahaman mengenai gelombang elektromagnet modern yang salah satu aplikasinya adalah komunikasi jarak jauh tanpa kabel.
Albert Einstein yang menyumbang teori relativitas, memberi landasan pengembangan teori mekanika kuantum. Energi nuklir-baik yang dimanfaatkan jadi bom maupun listrik-yang kini banyak dimanfaatkan itu, berkembang karena adanya mekanika kuantum. Penemuan sinar laserpun, diinspirasikan oleh pemahaman sifat-sifat materi yang diturunkan dari persamaan-persamaan teori kuantum.
Laju modernisasi semakin cepat ketika kelompok peneliti di Bell Laboratories (1947) menemukan semikonduktor yang dilanjutkan dengan pengembangan (integrated circuit) IC. Dengan IC ribuan komponen elektronik seperti dioda dan transistor bisa dipaketkan dalam suatu tempat yang kecil sekali sampai ada yang bisa diselipkan di gigi. Komputer yang tadinya berbobot puluhan ton menjadi sangat ringan hanya beberapa kilogram. IC kecil itu pula kunci pengembangan pesawat telepon, radio, televisi digital, kulkas, mesin ATM, microwave, dan mobil.
Dengan penemuan riset serat optik memungkinkan industri komunikasi yang bernilai miliaran dollar AS semakin berkembang, mempekerjakan jutaan orang, dan memudahkan kehidupan manusia modern karena kendala jarak dan waktu menjadi semakin tidak signifikan.
Teknologi informasi juga berkembang pesat gara-gara para ahli fisika partikel di CERN (1989) menemukan world wide web (www). Maka berkembanglah industri Internet yang luar biasa. Internet menjadi seperti perpustakaan raksasa yang selalu diperbarui dan bisa diakses kapan pun, di mana pun, dan oleh siapa pun.
Di luar industrialisasi, komunikasi, dan energi, temuan fisika juga mewarnai berbagai aspek kehidupan. Sebut saja polimer, material bermolekul panjang yang kini menggantikan baja sebagai kerangka mobil dalam industri otomotif. Polimer jenis lain dimanfaatkan dunia kedokteran sebagai bahan pengganti tulang, katub jantung, maupun kulit buatan.
Fisika pula yang berjasa menemukan material komposit (campuran grafit-epoksi) yang ringan, tidak mudah rusak dan anti-air seperti serat kaca. Raket para petenis dunia banyak terbuat dari bahan ini, selain juga berbagai peralatan musik.
Kini dengan pengembangan nano teknologi, diperoleh bahan-bahan yang anti gores dan memiliki kekuatan ribuan kali , perkakas yang memiliki kekuatan sampai ribuan kali dibandingkan dengan perkakas biasa. Bahkan dengan polesan nano teknologi dapat dihasilkan pakaian yang tidak mudah kotor dan cat yang mudah dibersihkan dari kotoran serta bola tenis yang memiliki kekuatan ribuan kali tanpa mengurangi kelenturannya .
Tuesday, September 25, 2007
MALAM PERTAMA DENGAN BIDADARI SURGAKU
****
Aku beringsut menuju pembaringan yang amat sederhana itu. Lalu kutatap raut wajah istriku denan segenap hati yang ikhlas. Ah, .. sekarang aku benar-benar mencintainya. Kenapa tidak? Bukankah ia wanita sholihah sejati. Ia senantiasa menegakkan malam-malamnya dengan munajat panjang pada-Nya. Ia senantiasa menjaga hafalan KitabNya. Dan senantiasa melaksanakan shoum sunnah Rasul Nya. "...dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya pada Allah ..." (QS. al-Baqarah:165)
Sunday, September 23, 2007
KISAH FISIKAWAN ASIA : Tsung Dao Lee
Anak ketiga dari enam bersaudara ini lahir di Shanghai, Cina, pada 24 November 1926 dari pasangan Tsing Kong Lee seorang pebisnis dan Ming Chang Chang. Lee mendapatkan pendidikan menengahnya di sekolah menengah Kiangsi, Kanchow, dan lulus tahun 1943. Ia kemudian masuk Universitas Nasional Chekiang di Provinsi Kweichow.
Ketika Jepang menginvansi Cina, aktivitas pendidikan Lee terpaksa pindah ke Kunming, Yunnan. Di sinilah ia kemudian masuk National Southwest Associated University dan bertemu Chen Ning Yang. Keduanya kelak menjadi pasangan fisikawan yang sangat kompak dan berhasil memadukan talenta masing-masing sehingga membuahkan Nobel atas kontribusi penting mereka dalam bidang partikel elementer.
Semasa kuliah, Lee sudah memperlihatkan potensi dirinya sebagai mahasiswa yang cemerlang, Namun, Lee sadar otak brilyan saja tidak cukup. Ibarat hanya merupakan bahan baku, ia harus mengolahnya dengan kerja keras untuk meraih puncak kesuksesan. Karena itulah, kabarnya pria berwajah kekanak-kanakan ini hampir tidak punya waktu untuk bermalas-malasan. Ia pernah mengatakan bahwa baginya berpikir adalah proses yang berkesinambungan.
Pada tahun 1946, Lee menerima beasiswa dari Pemerintah Cina yang memungkinkannya untuk belajar di Universitas Chicago. Gelar PhD ia peroleh dari sana pada usia 24 tahun setelah menulis tesis berjudul Kandungan Hidrogen pada Bintang Kerdil Putih (Hydrogen Content of White Dwarf Stars). Setelah itu, Lee berkarier sebagai peneliti dan dosen di Universitas California, Berkeley, dan dari tahun 1951 hingga tahun 1953 dia bergabung dengan institut pendidikan lanjut (Institute of Advanced Study) di Princeton. Hasil kerja kerasnya dalam memecahkan berbagai persoalan sulit di bidang mekanika statistik dan fisika nuklir membuat popularitas Lee sebagai fisikawan berkualifikasi internasional melesat dengan cepat.
Direktur institut tersebut, J Robert Oppenheimener menyatakan kesannya terhadap Lee, "Ia adalah fisikawan teoretis paling brilyan yang kami kenal. Pekerjaannya mencerminkan kemampuannya yang luar biasa dan pribadinya yang segar, fleksibel, dan penuh gaya." Lee bergabung dengan Universitas Columbia tahun 1953 dan pada usia 29 tahun telah menjadi profesor penuh termuda di sana. Meskipun terpisah institusi, kerja samanya dengan Yang tetap dilanjutkan dengan kunjungan dan telepon. Pada tahun 1956 Lee dan Yang mengemukan bahwa paritas tidak kekal dalam proses elektrolemah (electroweak), artinya jika suatu sistem dicerminkan kiri menjadi kanan, atas menjadi bawah, depan menjadi belakang, hasilnya adalah berupa suatu sistem baru yang berbeda dengan sistem semula. Setelah pembuktian secara eksperimen oleh fisikawan wanita Wu Chien Hsiung dari Universitas Columbia, hasil penelitian Lee dan Yang membuahkan Nobel fisika untuk mereka.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, Lee masih berusia muda saat itu, baru 31 tahun, sehingga ia menjadi penerima Nobel kedua termuda di dunia setelah Sir Lawrence Bragg.
Topik riset lain yang digandrungi Lee adalah teori medan, astrofisika, turbulensi, dan superkonduktivitas suhu tinggi. Bersama dengan Dr Yang, Lee juga aktif menulis artikel di jurnal fisika internasional, The Physical Review. Beberapa penghargaan yang diterimanya antara lain Albert Einstein Commemorative Award dalam bidang sains dari Yeshiva University, New York (1957) dan The Science Award of the Newspaper Guild of New York. Ia juga menjadi anggota kehormatan American Physical Society dan The Academia Sinica. Tahun 1958, ia pun dianugerahi gelar DSc dari Princeton University.
Dalam bidang pendidikan, Lee dikenal sebagai ilmuwan yang cukup peduli. Lee pernah bergabung dengan Weisskof tahun 1977 untuk memprotes kebijakan politik terhadap perkembangan sains yang merugikan di Argentina. Lee juga mempunyai ide cemerlang untuk mengundang ribuan mahasiswa terbaik Cina belajar di berbagai universitas di Amerika Serikat melalui program CUSPEA (China-US Physics Examination and Application 1980-1990). Usahanya itu telah membuahkan hasil yang luar biasa, kini banyak sekali kontribusi penting dalam fisika dihasilkan oleh para alumni CUSPEA ini.
Lee mempunyai hobi senang bermain dengan kedua anaknya dan membaca buku detektif.
Sumber : Yohanes Surya
Wednesday, September 19, 2007
Pada Sebuah Kebun
Si tikus berlari dengan sekuat tenaga mencari anak dan istrinya. Dalam perjalanan ia bertemu dengan ayam yang sedang berkokok. " Mas ayam tolong saya, pak tani memasang perangkap di halaman rumah. Saya takut anak dan istri saya terluka dan mati" Kata tikus. Ayam diam saja mendengar pengaduan tikus sambil terus mengais-ngais tanah mencari makanan.
*******
Akibat terkena jebakan tikus, kaki pak tani bengkak karena infeksi. Ia berobat kepada seorang dukun sakti dan disarankan untuk memotong ayam hitam sebagai sarat penyembuhannya. Ayam hitam pun disembelih. Setelah syarat penyembuhan dipenuhi, ternyata penyakit pak tani tidak membaik.
Pada saat sapi disembelih, tikus menyaksikan dengan sedih. Ia berfikir seandainya para sahabatnya itu mau menolong mungkin mereka masih hidup sampai sekarang.
Friday, September 07, 2007
RENUNGAN MENJELANG RAMADHAN
Dalam salah satu hadist yang diriwayatkan Ahmad Rasulullah bersabda “ Ada tiga hal yang menjadi akar semua dosa, jagalah dirimu dan waspadalah terhadap ketiganya. Waspadalah terhadap kesombongan, sebab kesombongan telah menjadikan iblis menolak sujud kepada adam. Waspadalah terhadap kerakusan, sebab kerasukan telah menyebabkan Adam as memakan buah dari pohon terlarang. Dan jagalah dirimu dari dengki, sebab dengki telah menyebabkan salah seorang anak Adam membunuh saudaranya”. Rasanya tepat sekali sinyalemen yang disampaikan Rasulullah beberapa abad yang silam. Dalam sejarah kita menyaksikan betapa kesombongan Htler dengan Ras Arianya mengekspansi Negara-negara tetangga bahkan membunuh jutaan orang Yahudi yang sampai sekarang menjadi alasan orang Yahudi untuk berbuat semaunya. Demikian juga Jepang dengan kesombongan sebagai titisan dewa matahari dan pelindung asia raya ia mencaplok Negara –negara tetangga. Keduanya mengakibatkan perang yang memporak porandakan dunia pada saat itu. Kemudian pada masa yang berbeda kita saksikan bahwa fir’aun yang mengaku sebagai Tuhan membunuh ribuan bayi laki-laki sampai ia sendiri akhirnya ditenggelamkan di laut Merah . Dari sejarah yang telah terjadi, kesombongan ternyata akhirnya menghancurkan diri sendiri. Hitler yang pada masa hidupnya mampu membangkitkan bangsa Jerman akhirnya harus mati dengan bunuh diri. Demikian juga Jepang yang akhirnya hancur setelah di bom atom. Dan seperti yang diriwayatkan dalam Al Qur’an, Firaun akhirnya mati tenggelam di laut merah. Apabila kita tengok kembali sejarah peradaban manusia, betapa Korun yang menumpuk-numpuk harta sampai akhirnya mati karena hartanya. Kekhalifahan Islam akhirnya harus runtuh karena pada saat itu anggota keluarga kerajaan amat rakus pada harta dan kedudukan sampai sesama anggota keluarga saling membunuh. Terakhir bagaimana kita saksikan keruntuhan Kekhalifahan Turki Usmani yang dimulai dengan kucuran pinjaman riba dari bankir Yahudi pada masa itu . Menjelang Ramadhan ini, yang harus kita renungkan bersama adalah : Apabila kita diberi kelebihan Ilmu, rizki, kedudukan atau bentuk fisik, dapatkah kita bersikap rendah hati ? dan ketika kita diberikan kesempatan untuk berkuasa, apakah kita bisa menahan diri untuk tidak berbuat semaunya (rakus) ? |
KONGGRES ASOSIASI GURU FISIKA INDONESIA
Sepertinya banyak PR yang harus dikerjakan oleh kepengurusa ini seperti :
- Menyatukan visi dan menyamakan persepsi mengenai langkah-langkah yang harus diambil dalam organisasi, apalagi disinyalir ada dua versi kepengurusan yaitu kepengurusan versi MGMP Bandung dengan hasil Konggres kemarin.
- Membangun organisasi yang kuat dengan membuat jaringan kerja sampai ke daerah lengkap dengan mekanisme kerja masing-masing jajaran kepengurusan. Yang menjadi pertanyaan adalah "sudahkan para pengurus pusat merumuskan aturan organisasi yang dapat disepakati oleh seluruh kepengurusan?". Ingat AD/ART masih harus digodok, amanat konggres ART harus diselesaikan.
- Peningkatan kompetensi guru fisika yang akhir-akhir ini sering dibicarakan bahwa kompetensi guru lemah sehingga penguasaan materi fisika siswa kurang. Mampukan Asosiasi ini menjadi sarana untuk meningkatkan kompetensi guru ?
- Terakhir apakah Asosiasi ini mampu berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan pemerintah dalam hal ini depdiknas ?
Sebenarnya masih banyak PR yang harus dikerjakan, tapi semakin banyak kita menulis masalah semakin bingung masalah mana dulu yang harus diselesaikan.
Selamat buat pak Adil Ginting sebagai ketua umum AGFI Pusat, mudah-mudahan keberadaan asosiasi ini bermanfa'at untuk kita semua